Krisis Identitas di Dunia Digital

 “Identitas digital menggambarkan diri kita sepenuhnya di dalam dunia digital. Konsekuensi seperti krisis identitas dapat merajalela ketika kita mulai mengorbankan identitas sejati diri kita.”



Kebanyakan orang menghabiskan lebih banyak waktu berpikir untuk menentukan identitas diri sendiri. Hingga akhirnya, pemikiran itu mengarah kepada haluan bahwa kita dapat mengubahnya menjadi identitas lain. Setidaknya, itulah yang dunia digital tawarkan kepada penggunanya dalam konteks identitas. Ketika dunia digital menawarkan keuntungan dalam hal identitas yang beragam, ada konsekuensi yang harus pengguna tanggung. Salah satunya adalah krisis identitas.


Dunia Digital


Sebelum membahas mengenai krisis identitas, alangkah baiknya kita mengenal definisi dunia digital terlebih dahulu. Sederhananya, dunia digital merupakan lanskap modernisasi terbaru dari teknologi yang telah berevolusi melalui internet. Media sosial yang berisikan konten tulisan, gambar, dan video dapat dikatakan sebagian besar penggambaran dunia digital itu sendiri. Dalam dunia digital, kita dapat menjadi siapa saja dan melakukan apapun, mulai dari berinteraksi sosial hingga menjadi identitas yang jauh dari naluri alaminya. 


Sebagaimana interaksi sosial yang terjadi di dunia digital, pengguna lain tentu dapat berkomentar apapun terkait konten yang kita tayangkan. Respon daripada kitalah yang perlu menjadi perhatian, bukan sebaliknya. Ketika kita mulai merespon terlalu mendalam terhadap komentar orang lain, disitulah krisis identitas terlahir. Apalagi, masalah tersebut terlanjur menjadi seperti masukan sehari-hari.





Krisis Identitas


Tidak mengetahui identitas diri sendiri bahkan kehilangan identitas alami kita tergolong ke dalam krisis identitas. Adapun alasan seseorang biasanya mengalami krisis identitas adalah karena persona tersebut meraih komentar positif daripada pengguna lain. Kurang lebih, media sosial selalu merepresentasikan masalah ini. Mirisnya, ini akan selalu menjadi siklus yang tidak terhentikan.


Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor bahwa jika pengguna media sosial di dunia digital menunjukkan identitas alaminya, pengguna lainnya tidak akan menyukainya. Pengguna rela mengalami krisis identitas demi kesenangan yang didapatkan melalui media sosial. Komentar positif, jumlah likes dan pengikut tentunya akan menggiringnya kepada popularitas di masa mendatang. Respon terhadap sesuatu, termasuk dunia digital akan sangat berpengaruh terhadap siapa diri kita yang sebenarnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Muasal Istilah Tren Kekinian: Starboy dan Skena

Manfaat Perputaran Ekonomi di Dalam Negeri

Tips Mengawali Tahun Baru Dengan Rencana Positif