Gunung Marapi Memakan Korban: Pentingnya Waspada Mendaki Gunung
“Mendaki gunung merupakan sebuah kegemaran yang dapat melarikan pikiran yang sedang sibuk. Peristiwa meletusnya Gunung Marapi telah memberikan pelajaran bagi semua pendaki agar lebih waspada terhadap alam.”
Pada Minggu, 3 Desember 2023, Gunung Marapi yang
berlokasi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat meletus. Erupsi
Gunung Marapi mengakibatkan sekitar 75 pendaki terjebak. Dari total jumlah
pendaki, 63 orang telah ditemukan dengan keadaan 52 orang selamat dan 11 orang
meninggal dunia. Saat ini, proses pencarian terhadap 12 pendaki lainnya masih
berlangsung. Diketahui bahwa sebelum erupsi, status Gunung Marapi sudah aktif,
tepatnya di level II (Waspada). Bencana alam Gunung Marapi seolah-olah menjadi
pengingat bagi kita untuk selalu waspada ketika sedang mendaki gunung.
Bahaya Mendaki Gunung dengan Status Aktif
Bahaya Gunung Marapi yang telah memakan korban
bukan terjadi tanpa alasan yang jelas. Sebagaimana yang telah Kepala Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan sampaikan
bahwa PVMBG secara rutin menyampaikan status dan rekomendasi gunung-gunung
merapi di Indonesia, termasuk Gunung Marapi, kepada bupati dan gubernur.
Rekomendasi yang tersampaikan dua pekan sekali tersebut seharusnya menjadi
sebuah peringatan agar pendaki tetap selalu waspada.
Lebih lanjut, adapun alasan
potensial daripada para pendaki yang tetap mendaki Gunung Marapi, meskipun
sudah mengetahui statusnya yang aktif. Salah seorang netizen di postingan
detik.com dengan nama akun @bjorka____ berkomentar, “Beda sensasinya memang.
Kalo gunung masih aktif, dari puncak yang akan dilihat adalah kawah dan
mendakinya pun sedikit terjal karena banyak batuan cadas. Kalo gunung tidak
aktif puncaknya sudah jadi danau.” Namun, itu tidak menutup fakta bahwa kita
mesti berhati-hati ketika mendaki gunung.
Komentar
Posting Komentar